Universitas Insan Cita Indonesia (UICI), kembali membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk PMB Batch 7 Gelombang 2.
Pendaftaran ini berlangsung dari 1 Juli hingga 31 Agustus 2024, dengan berbagai program jalur pendaftaran, termasuk jalur afirmasi khusus untuk Yatim Dhuafa.
Melalui jalur ini, UICI memberikan kesempatan bagi para yatim dan dhuafa untuk melanjutkan pendidikan tinggi dengan biaya yang terjangkau. Biaya UKT untuk program ini hanya sebesar Rp. 1.000.000.
Syarat pendaftaran untuk jalur afirmasi untuk para yatim dan dhuafa ini antara lain:
- Fotokopi KTP.
- Pas foto berwarna dengan background merah atau biru ukuran 4×6.
- Lulusan SLTA atau sederajat tahun 2020-2024.
- Fotokopi ijazah SLTA (SMA/SMK/sederajat).
- Bagi lulusan SLTA tahun 2024, wajib melampirkan Surat Keterangan Lulus (SKL).Scan transkrip nilai SMA/SMK/sederajat dengan nilai rata-rata minimal 80.
- Surat keterangan yatim dan/atau piatu dari RT/RW atau yayasan.
Selain jalur afirmasi, UICI juga menawarkan tiga jalur pendaftaran lainnya, yaitu:
- Reguler: Pendaftaran umum untuk calon mahasiswa.
- Kerja Sama: Pendaftaran melalui program kerja sama dengan institusi lain.
- Prestasi: Pendaftaran berdasarkan berbagai prestasi, termasuk nilai rapor, tahfidz, ketua OSIS/MPK, ekstrakurikuler, anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), influencer, prestasi atlet/seni, dan rekomendasi KAHMI.
- Afirmasi: Selain untuk yatim dhuafa, jalur ini juga terbuka untuk keluarga petani, buruh, nelayan (khusus untuk prodi Teknologi Industri Pertanian dan Teknik Industri), serta penyandang disabilitas atau kebutuhan khusus.
Seperti diketahui, salah satu keunggulan utama dari UICI adalah fleksibilitas perkuliahan yang ditawarkan. Sebagai kampus digital pertama di Indonesia, UICI memungkinkan mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan dari mana saja dan kapan saja.
Sistem perkuliahan yang sepenuhnya dilakukan secara digital ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk menyesuaikan jadwal kuliah dengan aktivitas sehari-hari mereka.
Dengan demikian, mahasiswa dapat belajar tanpa batasan waktu dan tempat, memastikan akses pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan fleksibel.