Suhu panas mencapai 40 derajat celcius menjadi tantangan Jemaah haji di Tanah Suci. Jemaah haji disarankan untuk beradaptasi dengan baik guna menghindari serangan panas atau heat stroke yang dapat membahayakan kesehatan mereka.
Heat stroke merupakan kondisi hipertermia atau terlalu panas yang berdampak pada kesehatan tubuh. Hal ini ditandai dengan peningkatan suhu tubuh yang tidak normal serta gejala fisik seperti perubahan fungsi sistem saraf.
Dokter Leksmana, Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah, mengingatkan jemaah haji, terutama lansia, untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Dia menegaskan pentingnya mengenali gejala heat stroke karena dampak buruk yang dapat ditimbulkannya pada kesehatan.
“Cuaca panas dapat mengganggu kesehatan jemaah dengan gejala seperti dehidrasi, serangan panas, kelemahan, hilangnya fokus, dan kerusakan kulit. Oleh karena itu, perlu mengambil langkah-langkah pencegahan,” kata Dr. Leks.
Beberapa tips yang disarankan untuk menghindari heat stroke antara lain:
- Minum banyak air putih tanpa menunggu rasa haus. Disarankan untuk minum 3-4 liter air per hari.
- Menyemprotkan air bersih ke wajah untuk mengurangi panas pada kulit.
- Menggunakan perlengkapan pelindung diri seperti payung, topi lebar, kacamata hitam, pelembap kulit, tabir surya, dan masker medis saat beraktivitas di luar ruangan.
- Menggunakan pakaian longgar dan nyaman serta istirahat yang cukup.
Kuota haji Indonesia untuk tahun ini adalah 241.000 jemaah, dengan sekitar 45.000 di antaranya adalah jemaah lansia berusia 65 tahun ke atas. Dr. Leks mengingatkan jemaah haji lansia untuk berkonsultasi dengan dokter terkait kondisi kesehatan mereka dan membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan selama perjalanan. Hal ini penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.