Tips Diet Sehat untuk Penderita Diabetes

Obesitas adalah kondisi serius yang dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, seperti serangan serangan jantung koroner, stroke, dan diabetes.

Dokter gizi dari RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, menjelaskan tentang kondisi seseorang yang didiagnosis obesitas serta kiat diet yang tepat untuk menurunkan berat badan dan mengurangi risiko penyakit.

Dalam gelaran wicara daring pada Senin (08/07/2024), dr. Nurul menyatakan bahwa seseorang dianggap obesitas jika indeks massa tubuh (IMT) mereka berada di atas 25 kg per meter persegi.

“Indeks massa tubuh ini dilakukan dengan mengukur berat badan dibagi dengan tinggi badan kuadrat,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya segera memulai diet sehat bagi mereka yang memiliki IMT di atas 25 kg per meter persegi. Langkah ini diperlukan untuk mengurangi risiko penyakit yang sering muncul akibat obesitas.

Pada kesempatan itu, dr. Nurul juga membagikan sejumlah kiat diet sehat yang dapat mengurangi massa lemak tubuh tanpa menghilangkan gizi penting.

“Yang paling aman adalah low calory diet dan very low calory diet, artinya makanan itu diatur dalam jumlah porsi dan cara pengolahannya,” ujar dr. Nurul.

Low calory diet dinilai lebih alamiah dan aman untuk dilakukan dalam jangka panjang meskipun membutuhkan waktu lebih lama untuk menurunkan massa tubuh dibandingkan jenis diet lainnya.

Dr. Nurul menambahkan bahwa pengaturan makan harus teratur dengan adanya sarapan, makan siang, dan makan malam, serta camilan di antara waktu makan untuk menghindari konsumsi makanan berlebihan.

Ia juga menyarankan untuk mengurangi porsi makanan, seperti mengurangi nasi seperempat dari porsi biasanya, serta mengolah makanan tanpa minyak atau dengan sedikit minyak.

“Sebaiknya makanan dipanggang, ditumis dengan sedikit minyak, atau dikukus. Ini cara paling sehat dan alamiah,” katanya.

Menurut dr. Nurul, konsistensi dalam menjalankan diet low calory ini sangat penting untuk mencapai massa tubuh ideal. Ia menyarankan untuk menghindari hari “cheating” atau konsumsi makanan apapun yang tidak sesuai diet agar penurunan massa tubuh lebih cepat.

Selain menjaga pola makan, olahraga teratur juga penting. Ia menyarankan penderita obesitas berat untuk melakukan olahraga yang tidak menggunakan beban tubuh, seperti sepeda statis, berenang, dan berjalan kaki di kolam air.

Setelah massa tubuh berkurang, mereka bisa beralih ke olahraga dengan intensitas lebih tinggi seperti treadmill atau jalan cepat.

“Menurut saran WHO, olahraga untuk menurunkan berat badan harus dilakukan 200-300 menit per minggu, namun sebaiknya dimulai dengan 150-200 menit per minggu,” jelas dr. Nurul.

Dengan penurunan berat badan sebesar 15-20 persen, risiko penyakit terkait obesitas akan berkurang secara signifikan, pungkas dr. Nurul Ratna Mutu Manikam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *