Masyarakat diminta mewaspadai heat stroke seiring dengan suhu udara yang meningkat belakangan ini.
Melansir laman Kementerian Kesehatan, heat stroke merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan.
Suhu badan meningkat dengan cepat hingga 41° C dalam 10 sampai 15 menit dan tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.
Melansir dari Antara, dr. Ngabila Salama menyebutkan ada sembilan gejala awal “heat stroke” dan kemudian cara penanganannya.
Pertama, kata Ngabila, suhu tinggi lebih dari 40 derajat celcius, kulit panas dan kering, pusing dan sakit kepala dan mual.
Lalu denyut nadi cepat, pernapasan lebih cepat, kebingungan, kejang dan pingsan atau penurunan kesadaran.
Ngabila menyampaikan apabila menemukan gejala demikian, segera berteduh dan segera menyiram pasien dengan air sampai basah seluruh tubuh.
“Kemudian mandi dengan air dingin jika bisa atau berikan es batu terutama di bagian kulit tipis, seperti kulit kepala, lipat ketiak, lipat paha,” kata Ngabila.
Ia juga mengingatkan bahwa lebih sulit mendeteksi gejala dehidrasi pada balita, lansia, penyandang obesitas dan ibu hamil.
“Hati-hati pada kondisi anak balita, lansia, orang dengan obesitas dan ibu hamil, memiliki gejala dehidrasi yang lebih sulit dikenali di awal,” kata dia.
Ia juga meminta masyarakat agar tidak panik dan selalu siap dengan langkah pencegahan. “Jangan panik, tapi perlu waspada. Jangan lupa untuk minum air yang cukup,” katanya.
Kemudian penggunaan “sunscreen” juga untuk mencegah kanker atau masalah kulit lainnya seperti pelembaban kulit, mencegah luka melepuh dan kulit kering.
“Kacamata mencegah katarak akibat paparan sinar UV matahari,” kata Ngabila.
Rekor Suhu Panas
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan suhu panas belakangan ini adalah akibat dari periode peralihan musim.
“Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini,” ungkap Dwikorita di Jakarta, Senin (06/05/2024).
“Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya,” tambahnya
Meski bukan termasuk gelombang panas, perlu menjadi catatan bahwa Indonesia mencatatkan rekor April terpanas dalam empat dekade terakhir.
Kepala Pusat Informasi perubahan iklim BMKG Achmad Fachri Radjab mengatakan suhu rata-rata pada bulan April mencapai 27,74 derajat Celsius.
“Suhu udara rata-rata pada bulan April 2024 adalah yang tertinggi dibandingkan dengan bulan April dari tahun 1981-2023,” katanya mengutip dari CNNIndonesia.com, Minggu (12/05/2024).